Hal-Hal Penting Seputar Shalat Witir

Shalat Witir dilaksanakan selepas shalat Isya` sampai dengan terbit fajar (masuk waktu Shubuh). Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya Allah membantu kalian dengan shalat yang lebih baik bagi kalian daripada unta merah.” Kami bertanya, “Shalat apa itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Witir antara shalat Isya`’ hingga terbit fajar.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Al-Hakim)

Sesuai namanya, ‘witir’ yang berarti ganjil, bilangan rakaat shalat sunnah ini haruslah ganjil, yaitu 1 rakaat, 3 rakaat, 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat, atau 11 rakaat. Mengenai tata cara pelaksanaannya, secara umum, shalat Witir tidaklah berbeda dengan shalat-shalat lainnya, yakni dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Namun begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai shalat Witir, di antaranya sebagai berikut.

1.       Pelaksanaan shalat Witir boleh dengan dua cara:
·         Fashal = dipisah dengan salam pada tiap dua rakaat.
Praktik shalat Witir dengan cara fashal adalah setiap dua rakaat salam. Begitu seterusnya, kemudian diakhiri dengan satu rakaat yang dipungkasi dengan salam.
Misalnya 11 rakaat, maka formasinya adalah 2+2+2+2+2+1 (fashal murni).
Boleh juga dilakukan dengan formasi 2+2+2+2+3 (perpaduan fashal dan washal).

·         Washal = disambung rakaatnya dengan satu kali salam.
Shalat Witir dengan cara washal dilakukan dengan 1 kali duduk tasyahud (pada rakaat terakhir) atau 2 kali duduk tasyahud (pada 2 rakaat yang terakhir).
Misalnya 11 rakaat, maka duduk tasyahud boleh dilakukan pada rakaat ke-11 saja (kemudian salam), atau pada rakaat ke-10 dan ke-11 (kemudian salam).

Namun demikian, cara fashal lebih baik dan lebih utama daripada cara washal, sebagaimana sabda Nabi saw, “Shalat malam itu dua-dua, maka bila seorang di antara kalian takut telah datang waktu shubuh, hendaklah ia shalat satu rakaat untuk mengganjilkan shalat yang telah ia lakukan.” (H.R. Muttafaq ‘Alaih)

2.       Jika shalat Witir dilakukan dengan 3 rakaat, hendaklah tidak bertasyahud awal, agar tidak serupa dengan shalat Maghrib. Jadi, lebih baik cukup tasyahud akhir saja, kemudian salam. Keterangan ini diambil dari hadits Nabi saw: “Janganlah menyamakan Witirmu dengan Maghrib.” (H.R. Al-Baihaqi)

3.       Setelah membaca Al-Fatihah, kita boleh membaca surah apa pun. Akan tetapi, jika melakukan Witir 3 rakaat maka surah yang disunnahkan dibaca adalah:

Rakaat pertama = Al-A’lâ [87]
Rakaat kedua = Al-Kafirûn [109]
Rakaat ketiga = Al-Ikhlâsh [112], Al-Falaq [113], dan An-Nâs [114]

4.       Tidak melakukan shalat Witir dua kali dalam semalam.
Misalnya, setelah shalat Isya` dan sebelum tidur melakukan shalat Witir, kemudian ketika bangun pada tengah malam mendirikan shalat Witir lagi. Praktik seperti ini, menurut Jumhur ulama, tidak dibolehkan berdasarkan sabda Nabi saw, “Tidak ada dua Witir dalam satu malam.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa`i. Hadits ini shahih menurut Ibnu Hibban)

Jadi, seandainya secara kebetulan kita bangun malam, padahal sebelum tidur telah melaksanakan shalat Witir, cukuplah kita berwudhu kemudian shalat Tahajud atau shalat sunnah lainnya tanpa perlu Witir kembali. Pendapat ini diikuti Imam Malik, Syafi’i, Ahmad, Sufyan Ats-Tsauri, dan Hanafi.

Karena itulah jika kita yakin bisa bangun pada tengah atau akhir malam, shalat Witir lebih baik dilakukan setelah bangun tidur (setelah shalat Tahajud atau shalat-shalat sunnah lainnya). Seperti inilah yang dilakukan oleh Umar bin Khathab dan Ali bin Abi Thalib r.huma..

Namun, jika merasa khawatir tidak bisa melaksanakan shalat Witir pada tengah atau akhir malam maka sebaiknya melaksanakannya setelah shalat Isya` dan atau setelah shalat Tarawih pada bulan Ramadhan (sebelum tidur). Praktik seperti ini dilakukan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Utsman bin Affan. Kemudian, jika kebetulan pada tengah malam mereka berdua terbangun, mereka hanya menunaikan shalat Tahajud tanpa mengulang lagi shalat Witir—karena ada larangan mendirikan shalat Witir dua kali dalam semalam.
Previous
Next Post »

Terima Kasih telah berkunjung... ConversionConversion EmoticonEmoticon